Jumat, 13 Oktober 2017

Bagian-bagian kandang dan fungsinya

Bagian-bagian kandang dan fungsinya

1)  Pondasi

Pondasi  kandang  ternak  haruslah  cukup  padat  dan  kuat.  Pondasi berfungsi  menahan  beban  keseluruhan  bangunan  seperti  kerangka bangunan,  atap  bangunan  dan  dinding  kandang  serta  menahan
masuknya air hujan  kedalamnya. Pondasi dapat dibuat dari yang sangat sederhana sampai yang bersifat permanen, yaitu pondasi lubang untuk tiang  bambu  dan  atau  kayu,  pondasi  umpak,  serta  pondasi  pasangan batu  kali. 

Dan  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pembuatan  pondasi adalah lubang pondasi dibuat sedemikian rupa sampai mendapat dasar tanah yang keras dengan lebar tanah yang keras dengan lebar minimal 50 cm.
 
Mengingat beban yang harus ditahannya, bahan pembuat pondasi harus dipilih  yang  kuat  dan  tanah  lama.  Untuk  pondasi  tiang  kayu  harus dipilih  kayu  yang  tahan  air  dan  tahan  rayap.  Seperti  kayu  salam  atau  kayu  yang  telah  diawetkan. 

Demikian  juga  untuk  tiang  bambu  harus dipilih  bambu  yang  tua,  lurus  dan  dipanen  pada  masa  tidak  musim bubuk. Supaya tahan rayap serta tidak mudah lapuk karena air,  bagian bawah  kayu/  bambu  yang  dimasukkan  dalam  tanah  perlu  dibungkus dengan  plastik  atau  dililit  dengan  ijuk  atau  diolesi  dengan  bahan pengawet  seperti  ter,  residu,  oli  bekas  atau  bahan  lain. 

Kemudian lubang pondasi diurung dengan pasir/ tanah. Pondasi umpak dapat dibuat dari batu gunung/ batu kali dengan ukuran lebar  bawah  50  cm.  Cara  pemasangannya  umpak  menonjol  25-35  cm
diatas permukaan lantai.

2)  Lantai

a)   Persyaratan lantai kandang 
  • mempunyai permukaan yang rata sehingga ternak dapat berdiri atau  berbaring  istirahat  dengan  nyaman,  tidak  menyebabkansalah posisi 
  • tidak  licin,  agar  ternak  tidak  mudah  tergelincir  yangmenyebabkan cedera
  • Kuat, tetapi bahannya tidak terlalu keras dan tidak menyebabkankulit ternak terluka, lecet, memar atau kuku menjadi cepat aus.
  • Tidak lekas menjadi panas atau dingin, supaya ternak tidak lekas sakit akibat fluktuasi suhu sekitar tubuhnya
  • Tidak mudah ditembus air sehingga lantai dapat tetap kering
  • Mudah dibersihkan, 
  • Tahan lama
b)  Sistem lantai kandang
Ada  dua  jenis  lantai  kandang  yaitu  sistem  lantai  padat  dan  lantai bercelah.  Masing-masing  sistem  lantai  mempunyai  karakteristik  tersendiri,  yang  dapat  menjadi  bahan  pertimbangan  dalam pembuatan  kandang  ternak. 

Perbedaan  sistem  lantai  padat  dan lantai bercelah dapat dilihat pada tabel berikut:
 Karakteristik sistem lantai padat dan bercelah
 Karakteristik sistem lantai padat dan bercelah 



c)   Bahan lantai padat
Ada  berbagai  macam  bahan  lantai  yang  bisa  dipergunakan,  hal  ini bergantung kepada ketersediaan bahan setempat: 
  • Lantai masif, bahannya bisa berupa tanah liat yang dipadatkan, adukan semendan pasir, batu kali, bata, aspal atau kayu  
  • Lantai masif berjejabah bahannya adalah lantai masif ditambah lapisan karpet tebal darikaret,  lapisan  kayu,  atau  dilapisi  jejabah.  Jejabah  ialah  lapisantambahan lantai kandang dengan bahan yang mudah menyerapair tidak berdebu seperti jerami atau rumput kering. 
  • Lantai sistem litter Untuk  lantai  kandang  ayam  bahan  jejabah  bisa  digunakandiantaranya sebuk gergaji, kulit. gabah, bata merah bubuk, pasir dsb. Lantai demikian disebut litter. 

d)  Bahan Lantai Bercelah (berlubang)
Lantai  kandang  bercelah  ini  bertujuan  agar  kotoran  bisa  jatuh  ke kolong  kandang  sehingga  kandang  tetap  bersih  dan  konsentrasi amoniak sekitar lantai kandang berkurang. Bahan lantai bisa terbuat dari  bilahan  kayu,  bilahan  bambu,  ram  kawat  atau  pelat  besi  yang berlubang. Besar lubang perlu diperhitungkan sehingga kaki ternak tidak terperosok. Lebar celah pada umumnya 1,75 - 2 cm. 


3)  Dinding
Dinding  kandang  berfungsi  sebagai  pelindung  keberadaan  ternak  dari gangguan  luar  dan  penghalang  agar  ternak  tetap  berada  di  dalam kandang. Dengan  demikian dinding kandang harus terbuat  dari bahan
yang kuat sekaligus memberikan kondisi yang nyaman bagi lingkungan dalam  kandang.  Dinding  juga  berfungsi  sebagai  ventilasi  agar  terjadi pergantian udara dalam kandang dengan udara segar dari luar kandang
 
Pada  umumnya  kontruksi  dinding  kandang  di  daerah  panas  terutama untuk ternak lokal sebaiknya terbuka, kecuali pada waktu melahirkan, dan  anak  prasapih  serta  DOC  tidak  seluruh  kandang  terbuka.  Fungsi dinding adalah sebagai penahan angin, dan hujan dari samping, selain itu  berguna  sebagai  pemisah.  Bahan  dinding  untuk  ternak  besar  bisa terbuat  dari  palang-palang  kayu  atau  bambu,  atau  besi  sedangkan dinding  pemisah  dengan  bagian  lain  yang  tertutup  biasanya menggunakan dinding tembok.

Pada kandang ayam, baik broiler maupun petelur, dinding yang terbuka, terbuat dari anyaman kawat, biasa dilengkapi dengan tirai dari plastik atau goni untuk menghalangi angin angsung dan mempertahankan suhu
udara pada malam hari. Tirai ini sewaktu-waktu bisa diatur naik turun sehingga besarnya celah lubang angin di bagian at as bisa diatur. Ayam petelur  pada  umumnya  dipelihara  pada  kandang  batery  ditempatkan
dalam ruangan yang berdinding.

Dinding dapat dibuat dari bambu, kayu, bata merah atau batako. Bahan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dinding adalah antara lain:
a)  Kuat dan relatif tahan lama
b)  Mudah dicuci hamakan
c)  Dapat menjaga isi bangunan dari gangguan alam maupun hama
d)  Tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja maupun
ternak.

4)  Tipe Atap Kandang
Atap  sebagai  pembatas  kandang  bagian  atas  memegang  peranan  yang besar  sebagai  pelindung  terhadap  hujan,  terik  sinar  matahari  dan pengatur  panas  dalam  kandang.  Panas  dalam  kandang  sebagian  besar berasal  dari  atap  dan  bilang  juga  melalui  atap.  Oleh  karena  itu  bahan
dan konstruksi atap perlu mendapat perhatian. 

Peranan bahan atap terletak pada daya pantul, penghantaran panas, dan keawetannya.  Suatu  contoh  bahan  atap  seng,  mempunyai  daya  pantul yang  tinggi  namun  daya  hantar  panas  dan  radiasinya  sangat  besar sehingga  ruangan  kandang sangat panas pada waktu terik, dan dingin pada  waktu  malam.  Asbes  semen  yang  baru  mempunyai  daya  pantul dan  penghantar  panas  yang  baik  namun  mudah  berubah  setelah digunakan beberapa saat.

Bahan  atap  yang  termasuk  baik  adalah  genteng,  karena  tahan  lama, menghantar  panas  dan  radiasi  yang  kecil.  Bahan  genteng  sangat  baik menahan panas sehingga dapat mempertahankan suhu kandang relatif konstan,  aliran  udara  bisa  melalui  celah,  lagi  pula  kecil  kemungkinan dijadikan sarang tikus atau binatang lain.

Bahan sirap juga sangat baik, hanya harganya cukup mahal. Atap dari daun nipah, rumbia, alang-alang
sangat  baik  untuk  memelihara  suhu  dalam  kandang,  harganya  murah, namun tidak dapat tahan lama.
Bahan  atap  terdiri  dari  kerangka  atap  yang  dapat  dibuat  dari  glugu, kayu,  bambu  maupun  besi  dan  penutup. 

Atap  dapat  mempergunakan bahan  dari  rumbia,  genteng,  alang-alang,  seng,  alumunium,  asbes
maupun dari bahan plastik Atap  berfungsi  untuk  menaungi  kandang  agar  ternak  tidak  kehujanan
atau  kepanasan.  Dilihat  dari  bentuk  atap  dapat  dibedakan  dalam bermacam-macam tipe atap yaitu:
a)  Atap miring (shade roof)
b)  Atap kedua sisi miring (gable roof)
c)  Atap tipe setengah jongkok
d)  Atap semi monitor
e)  Atap monitor

Tipe atap
Tipe atap
Kemiringan  atap  tersebut  perlu  diperhatikan  karena  sangat mempengaruhi  kelancaran  aliran  air  dan  keawetan  penutup  atap.  Di daerah  panas  tipe  atap  monitor/  semi  monitor  dan  penutup  genteng
adalah sangat tepat. Hal ini karena harga relatif lebih murah dan awet, pertukaran udara lebih lancar dan daya refleksi (pemantulan) terhadap sinar matahari cukup lancar.

Kandang  sapi yang tipe atapnya berbentuk monitor dari
bahan asbes.
 Kandang  sapi yang mempunyai atap tipe A dengan dinding  berupa pipa – pipa besi
 Kandang  sapi yang mempunyai atap tipe A dengan dinding
berupa pipa – pipa besi
5)  Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk menggantikan udara kotor di dalam kandang. Hanya ventilasi yang baik yang bisa memberikan kemungkinan meningkatkan
taraf  kesehatan,      pertumbuhan,  dan  efisiensi  penggunaan  ransum.  Keuntungan  dari  ventilasi  yang  baik  antara  lain  mempermudah  udara kotor  (CO 2   dan  NH 3 )  keluar  dari  kandang  dan  diganti  dengan  udara segar  dari  luar  dan  mengurangi  suasana  panas  dan  pengap  dalam kandang.  

Ventilasi  yang  tidak  baik  menyebabkan  kadar  O 2   dalam  kandang berkurang, CO 2  uap air, NH 3  dan gas-gas lain hasil proses pembusukan menjadi  meningkat  menimbulkan  bau  yang  menyengat,  hal  ini
menyebabkan  ternak  sesak  nafas,  menurunnya  konsumsi  ransum, kekurangan darah, efisiensi ransum jelek, setelah itu pertumbuhan dan produksi menjadi turun.  Besar kecilnya ventilasi bisa dipengaruhi oleh
sistem atap, tinggi kandang atau pemasangan kipas secara khusus.

6)  Ukuran Kandang
Luas  kandang,  kandang  yang  baik  tentu  apabila  dapat  menyediakan ruangan  yang  sesuai  dengan  jumlah  ternak  yang  dipelihara.  Luas ruangan  yang  dibutuhkan  oleh  ternak  tergantung  dari  umur  ternak
dan sistem pemeliharaan Besar serta luas kandang, ditentukan oleh jenis dan umur ternak yang dipelihara. 

Sebagai  contoh  kandang  untuk  pedet  berbeda  luasnya dengan  kandang  untuk  sapi  induk  atau  pejantan.  Luas  kandang  untuk kambing lebih besar daripada untuk kelinci dan seterusnya. Jenis ternak
yang  lebih  aktif,  membutuhkan  luasan  yang  lebih  besar,  bila  diukur persatuan berat tubuh

Sebagai pedoman untuk beberapa jenis ternak ukuran kandang tersebut untuk :
a)  Sapi perah 1,4 x 1,8 meter I ekor
b)  Sapi  potong  dan  kerbau  :  2,60  (termasuk  tempat  ransum)  x  2,50 meter/ekor
c)  Kambing atau domba: 1 x 1,5 m I ekor
d)  Babi : induk : 2 x 3 meter I ekor, dara : 1 x 1 meter I ekor

Sebagai  pedoman  dalam  perhitungan  kebutuhan  luasan  kandang dengan kepadatan ayam ideal adalah:
a)  Umur 0-2 minggu 40-50  ekor/ m2
b)  Umur > 2-4 minggu 20-25  ekor/ m2
c)  Umur > 4 minggu 10-12  ekor/m2

Tipe Kandang Ruminansia

Tipe Kandang Ruminansia

Secara  umum,  kandang  ternak  sapi,  kerbau,  domba  dan  kambing mempunyai    2    macam  tipe,  yaitu  kandang  individu  dan  kandang  koloni. Dalam  perkembangannya,  tipe  kandang  ruminansia  dibedakan  sebagai berikut:
1)  Individual pens (kandang individual per ekor)
Kandang “individual pens” adalah kandang yang dibuat untuk tiap ekor dan terpisah dengan yang lainnya dalam suatu bangunan kandang yang luas.  Dapat  dibuat  dari  bata/tembok,  hal  ini  dimaksudkan  untuk
mencegah  penyakit  Pneumonia  dan  supaya  tahan  lama,  disamping  itu untuk mencegah penularan penyakit terhadap ternak yang lainnya. Luas tiap  kandang  disesuaikan  dengan  besar  hewan/  ternaknya  dan dilengkapi dengan bak pakan dan tempat air minum.

2)  Sistem kandang konvensional
Pada sistem ini ternak/hewan dewasa diikat lehernya dengan pengikat rantai besi/tali yang kuat, kemudian ditambtkan pada pipa besi/balok yang  dibuat  khusus  diatas  pinggir  bagian  dalam  bak  makanan,  atau
ditambatkan  pada  pipa  besi  diatas  kepala  ternak/hewan.  Antara ternak/hewan  yang  satu  dengan  yang  lainnya  bisa  memakai  sekat pemisah  yang  terbuat  dari  pipa  besi  atau  dinding  tembok  atau  tidak memakai  sekat  pemisah  sekali,  yang  penting  dan  perlu  dijaga  tidak saling mengganggu antara ternak/hewannya.

Ternak/hewan  hanya  bisa  berdiri  dan  berbaring  tanpa  terbalik kebelakang.  Sistem  kandang  ini  banyak  digunakan  di  negara-negara maju bahkan perusahaan-perusahaan peternakan di Indonesia memakai sistem  kandang  ini.  Selain  memudahkan  dalam  pemeliharaan  juga memudahkan pengawasan dan efisiensi tenaga kerja. 

3)  Sistem kandang bebas (Loose housing)
Ternak/hewan, sistem kandang ini semua ternak/hewan dilepas suatu kandang  yang  luas  sehingga  bisa  bergerak  bebas  dan  berkeliaran sesukanya.  Biasanya  bak  makanan  ditempatkan  ditengah-tengah
sepanjang  kandang  tersebut  atau  dipinggir  kandang.  Sistem  ini  hanya terdapat di negara-negara maju dan jarang sekali terdapat di Indonesia, karena  dengan  sistem  ini  hanya  efisien  bila  menggunakan  mesin
pemerah  dengan  tenaga  kerja  yang  relatif  sedikit  dan  memerlukan tanah yang cukup luas.

4)  Sistem kandang koloni
Sistem  kandang  ini,  ternak/  hewan  ditempatkan  pada  kandang  yang telah  dilengkapi  dengan  perlengkapan  tempat  makan  dan  air  minum. Kepadatan  kandang  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan  jumlah ternak/  hewan.  Biasanya  ternak/  hewan  pada  sistem  kandang  ini bergerak  cukup  bebas.  Kandang  seperti  ini  dapat  ditemukan diperusahaan-perusahaan semi komersil dan maupun komersil. Sistem ini hanya terdapat di negara-negara berkembang dan negara maju

5)  Sistem Ranch
Pada  sistem  kandang  ini  bahwa  semua  ternak/hewan  dilepas  disuatu tempat  yang  luas,  sehingga  bisa  bergerak  bebas  dan  berkeliaran sesukanya.  Pada  sistem  seperti  ini  biasanya  tempat  yang  luas  terdiri
dari  petakan-petakan  tanah  dengan  hamparan  hijauan  dibatasi  oleh pagar-pagar  pengaman.  Ternak  pada  umumnya  merumput  sesukanya dan pakan ditempatkan di bak-bak pakan yang telah disediakan, baik di pinggir  ranch  maupun  di  tengah-tengah  ranch.  Sistem  ranch  lebih efisien menggunakan mesin dan membutuhkan tanah yang cukup luas.

Syarat Pendirian Kandang Ternak

Syarat Pendirian Kandang

Dalam  pendirian  kandang  ada  beberapa  peraturan  perijinan  yang  harus diurus.  Dengan  adanya  otonomi  daerah  menyebabkan  pengurusan  antara satu  kabupaten  dengan  lainnya  berbeda.  Secara  garis  besar,  peryaratan yang berkaitan dengan pendirian kandang adalah:
 
1)  SITU
SITU atau surat tempat ijin usaha diurus melalui dinas peternakan dan bupati setempat. SITU harus diurus sebelum memulai usaha. Ijin tempat usaha akan diberikan oleh bupati sesuai dengan ketentun yang berlaku.
2)  Badan Usaha
Peternakan skala besar umumnya sudah berbentuk badan usaha. Badan usaha  yang  dijalankan  bisa  berupa  Perseroan  terbatas  (PT),  CV  atau Koperasi. Akte pendirian dapat diurus melalui kantor notaris setempat. Sebagai  kelengkapan akte disertai  NPWP  (Nomor Pokok Wajib Pajak),
dan susunan kepengurusan.
3)  SIUP
SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) merupakan ijin kalau perusahaan melakukan transaksi jual beli. SIUP dikeluarkan oleh dinas perdagangan setempat.
4)  IMB 
IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) adalah ijin untuk mendirikan kandang dan  perkantorannya.  Ijin  dikeluarkan  oleh  bupati  setempat  melalui kantor dinas pekerjaan umum atau Dinas Cipta Karya. Besarnya biaya IMB berupa prosetase dari nilai bangunan yang dibuat.

Dalam pengurusan semua perijinan tersebut, bisa menggunakan biro jasa, dapat  melibatkan  jasa konsultan  baik  dari  pengacara,  tenaga  ahli, notaris  dll. Namun, untuk menekan biaya, dokumen perijinan dapat diurus sendiri.

Persyaratan Bangunan Kandang Ternak

Persyaratan Bangunan Kandang

Seperti apakah bangunan kandang yang memenuhi persyaratan? Apa yang terjadi jika bangunan kandang kurang memenuhi persyaratan? Mengingat  pentingnya  fungsi  kandang  dalam  suatu  peternakan,  kandang
seharusnya dibangun dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut:

1)  Kandang harus dibangun dan dirawat sesuai kebutuhan
Bila bangunan kandang dibuat dengan konstruksi yang mewah atau pun memerlukan  biaya  perawatan  yang  mahal,  maka  ada  kemungkinan modal akan  habis  dipakai untuk membiayai  bangunan kandang bukan untuk peternakan secara keseluruhan. Walaupun ada kebanggaan bagi peternak  jika  mempunyai  kandang  yang  lebih  baik  dan  lebih  mewah dari  peternakan  lainnya.

Tetapi  pertimbangan  ekonomis  dan  praktis haruslah  ditempatkan  sebagai  prioritas  utama  bangunan  yang  murah belum  tentu  selamanya  merupakan  pilihan  terbaik  jika  perawatan  di kemudian  hari  lebih  mahal  atapun  memerlukan  banyak  waktu  untuk merawat dan memperbaikinya.
 
2)  Kandang harus relatif tahan lama
Kandang  ternak  yang  mempunyai  masa  produksi  pendek  (misalnya ayam pedaging/broiler) bisa dibuat dari bahan yang tidak begitu tahan lama  dibandingkan  dengan  kandang  sapi  potong,  yang  masa
produksinya lebih lama.  Kandang juga harus tahan terhadap iklim yang ada. Hujan dan tiupan angin yang kencang merupakan gangguan  yang umum bagi daerah tropis.

3)  Kandang harus mempunyai ventilasi yang baik
Ventilasi  pada  kandang  berguna  sebagai  saluran  pergantian  ataupun pertukaran antara udara yang kotor (kurang segar) dengan udara segar. Ternak  tidak  dapat  hidup  atau  berproduksi  secara  optimal  sesuai
potensi  genetiknya  pada  kandang  yang  berventilasi  jelek.  Keadaan ventilasi yang jelek ditandai dengan ruangan kandang pengap, lembab, kotor,  berdebu  dan  panas.

Keadaan  seperti  itu  tidak  terjadi  pada kandang yang udara didalamnya dapat mengalami pertukaran. 
Keadaan ventilasi kandang berpengaruh langsung pada kecepatan angin, kelembaban  dan  suhu  kandang.  Kecepatan  angin  di  dalam  kandang harus diatur disesuaikan dengan jumlah ternak, suhu ruangan atau pun
suhu  lingkungan  dan  produksi  gas-gas  yang  ditimbulkan  oleh  ternak dan  keturunannya.

 Namun  demikian,  kecepatan  angin  yang  terlalu kencang pun dapat berakibat buruk bagi kesehatan ternak.  Kecepatan angin dalam kandang sebaiknya tidak lebih dari 12 meter per menit.  Ventilasi  yang  baik  akan  berpengaruh  pada  kelembaban  (humidity) didalam kandang. Di negeri kita  yang kelembabannya tinggi, penyakit yang  ditimbulkan  oleh  kelembaban  seperti  jamur  sangat  sering
dijumpai.

Pada kelembaban yang terlalu rendah, ternak akan kehilangan air tubuh dan dapat menyebabkan gangguan kulit (iritasi) kelembaban  pada  kandang  harus  berkisar  antara  40  sampai  80%.  Disamping  itu,
perubahan suhu yang ekstrim (terlalu besar) harus dapat dicegah jika sistem ventilasi yang ada cukup baik.

4)  Kandang harus memiliki drainase yang baik
Kandang  yang  keadaannya  lembab  apalagi  basah,  kurang  baik  dalam mendukung pertumbuhan dan produksi ternak. Kandang yang lembab dan  kotor,  memudahkan  perkembangan  mikroba,  sehingga  ternak mudah  kena  penyakit.  Air  yang  tergenang  dapat  menjadi  sarang berkembangbiaknya  nyamuk  dan  juga  mendatangkan  penyakit,  selain membuat lingkungan menjadi bau.

Beberapa  cara  dilakukan  untuk  menjaga  kandang  dan  sekeliling kandang tetap kering. Kandang harus dibangun pada bagian tanah yang tinggi  dari  sekelilingnya.  Pada  saat  hujan,  air  hujan  tidak  akan  masuk
dan  menggenangi  bagian  dalam  kandang.  Selanjutnya,  buat  saluran pembuangan  air  atau  drainase  di  sekeliling  kandang.

Saluran pembuangan  air  ini  dapat  mengalirkan  air  bekas  cucian  kandang  dan urine  dari  dalam  kandang  menuju  tempat  pembuangan  air.  Dengan demikian, tidak akan ada air tergenang dan kandang terjaga kering.

5)  Kandang harus mempunyai penyinaran yang baik
Kandang  diusahakan  menggunakan  cahaya  matahari  sebagai  sumber utama penyinaran di dalam kandang pada siang hari. Intensitas cahaya yang ada harus dapat diatur sinar matahari pada pagi hari diusahakan
masuk  ke  kandang  karena  ini  sangat  menunjang  pembasmian  kuman.

Disamping  itu,  cahaya  matahari  pagi  juga  membantu  proses pembentukan  vitamin  D  di  tubuh  ternak,  serta  mempercepat  proses pengeringan lantai kandang yang basah setelah dibersihkan dengan air,
sehingga mengurangi kelembaban di dalam kandang. 

6)  Kandang harus meningkatkan efisiensi kerja
Saat  ini,  upah  dan  keperluan  lain  dari  tenaga  kerja  merupakan  faktor biaya  yang  cenderung  semakin  tinggi.  Kandang  yang  baik  dibangun dengan  perancangan  yang  memudahkan  pekerja  dalam  melakukan pemeliharaan ternak sehari-hari.

7)  Kandang harus mudah dibersihkan
Salah  satu  pekerjaan  terbesar  dalam  kandang  adalah  menjaga kebersihan    kandang  struktur  lantai  agak  miring  akan  memudahkan dalam  membersihkan  kandang.  Sumber  air  harus  mudah  didapatkan
disemua tempat didalam kandang. Kotoran harus dapat dengan mudah disingkirkan dari kandang dalam waktu yang singkat.

8)  Kandang harus mempunyai ruangan yang memadai untuk ternak 
Besarnya suatu kandang bukan merupakan jaminan akan keberhasilan produksi. Kepadatan atau banyaknya ternak permeter persegi kandang merupakan suatu faktor yang lebih menentukan. Besar kandang untuk
ternak  sapi  potong  tipe  kecil  berbeda  dengan  sapi  tipe  besar,  besar kandang untuk sapi perah berbeda dengan sapi potong.

Bayi  ternak  merupakan  ternak  yang  harus  diberi  perlindungan  atau proteksi  yang  lebih,  oleh  karena  itu  bangunan-bangunan  yang  sesuai kebutuhan bayi ternak harus disediakan jika dalam peternakan tersebut
terdapat kegiatan pembibitan.

9)  Jarak antar bangunan
Jarak  antar  bangunan  dalam  suatu  peternakan  hendaknya  terpisah cukup  jauh  satu  sama  lainnya.  Hal  ini  berguna  untuk  mengindarkan penularan  penyakit  serta  memberi  keleluasaan  berfungsinya  ventilasi. 

Berapa lebar jarak antar bangunan? Ukuran berikut bukan merupakan syarat  mutlak,  namun  dapat  dijadikan  patokan  dalam  pembuatan kandang:
a)  Pada ayam, jarak antar kandang diberikan patokan minimal selebar kandang.  Sedangkan  bangunan  pendukung  kandang  terpisah minimal 25 meter dari bangunan kandang
b)  Untuk sapi  perah/sapi potong,  jarak antar kandang diberi patokan sebesar  6  meter,  dengan  bangunan  pendukung  kandang  harus terpisah minimal 15 meter dari bangunan kandang
c)  Kandang  karantina  ditempatkan  minimal  50  meter  dari  kandang yang lain, pada bagian depan komplek perkandangan, jarak 25 meter diijinkan dengan perlengkapan pagar isolasi setinggi 2 meter
d)  Kandang isolasi ditempatkan minimal 25 meter dari kandang yang lain, atau berjarak 10 meter dengan pengaman pagar isolasi setinggi meter
e)  Pagar  luas  beragam  antara  1,75-2,00  meter.  Bangunan  kandang hendaknya berjarak minimal 5 meter dari pagar luar. Pagar dengan kawat hendaknya menggunakan 4 jalur kawat
f)  Pagar isolasi seyogyanya berupa pagar tembok
g)  Kandang  isolasi  diperuntukkan  bagi  ternak  yang  menderita  sakit atau diduga sakit

10) Pemilihan peralatan, bahan, teknik budidaya dan konstruksi bangunan
Pada  prakteknya,  pemenuhan  persyaratan  teknis  tersebut  kadang-kadang  sulit  dicapai  secara  penuh.  Untuk  itu  perlu  adanya  pilihan-pilihan  dalam  penggunaan  alat,  bahan,  teknik  budidaya,  konstruksi bangunan, yang tentunya memerlukan pengetahuan dan pengalaman. 
Kandang  yang  dibangun  tanpa  pertimbangan  yang  baik  akan menimbulkan  penyimpangan  dari  fungsi  kandang  yang  sebenarnya. 

Penyimpangan-penyimpangan berikut mungkin terjadi pada bangunan
kandang yang kurang memenuhi peryaratan kelayakan kandang ternak:
a)  Mudah terjadi wabah penyakit, sehingga menurunkan hasil produksi dan keuntungan 
b)  Timbul  masalah  sosial  antara  peternakan  dengan  masyarakat lingkungan sekitar peternakan
c)  Terjadi  ketidakpraktisan  peternak  dalam  melakukan  tatalaksana pemeliharaan ternaknya. 


Tabel persyaratan kandang ternak 

Persyaratan Lokasi Kandang Ternak

Persyaratan Lokasi Kandang.

  Apakah  semua  lokasi  cocok  untuk  pendirian  kandang  ternak?  Seperti apakah lokasi yang tepat untuk pendirian bangunan kandang peternakan? Peternak  mempunyai  banyak  pertimbangan saat  memilih  lokasi  kandang.

Setiap  lokasi pasti  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan.  Namun  demikian, lokasi yang dipilih tentulah yang mempunyai banyak kelebihan. Dalam hal ini, pilihlah lokasi yang mendatangkan keuntungan, karena pada prinsipnya pendirian usaha ternak adalah mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya.  

Keadaan  lingkungan  mempunyai  mempunyai  pengaruh  besar  terhadap kondisi  ternak,  termasuk  produksinya.  Kondisi  lingkungan  sesuai kebutuhan  akan  mendukung  ternak  untuk  berproduksi  secara  optimal sesuai  potensi  genetiknya.  Sebaliknya,  apabila  kondisi  lingkungan  tidak mendukung,  ternak  tidak  dapat  berproduksi  dengan  baik. 

Hal  biasanya terjadi  pada  ternak  yang  didatangkan  dari  luar  negeri  dengan  impor.
Sebagai contoh, beberapa jenis ternak unggul yang berasal dari daerah sub tropis  ketika  didatangkan  ke  Indonesia  tidak  dapat  berproduksi  dengan optimal seperti ketika berada di negaranya. Salah satu penyebabnya karena keadaaan lingkungan tropis  yang panas, kurang sesuai untuk mendukung
pemeliharaan ternak tersebut.  

Apa  yang  terjadi  dengan  ternak  tersebut?  Apabila  suhu  lingkungan  lebih tinggi  dari  kebutuhan  ternak,  tubuh  ternak  akan  merasa  kepanasan  dan bereaksi  dengan  minum  air  sebanyak-banyaknya.  Konsumsi  air  minum yang  tinggi,  menyebabkan  konsumsi  ransum  menjadi  rendah.  Dengan demikian zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi berkurang
dan produksi ternak pun menjadi berkurang.


Bagaimana  dengan  suhu  lingkungan  yang  terlalu  dingin?  Pada  suhu lingkungan  yang  terlalu  dingin,  ternak  mengatasinya  dengan  berdesak-desakan,  lebih  aktif  dan  makan  lebih  banyak.  Namun  demikian,  zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak serta merta digunakan untuk
produksi. 

Di  lingkungan  bersuhu  dingin,  energi  dari  zat  makanan digunakan  pula  untuk  menghasilkan  panas  mengatasi  suhu  lingkungan yang dingin. Dengan demikian, penggunaan ransum menjadi boros, efisiensi
penggunaan  ransum  menjadi  jelek.  Selain  itu,  lingkungan  dingin  sangat tidak  menguntungkan  bagi  ternak  muda  (DOC,  pedet,  cempe)  yang mempunyai daya tahan tubuh masih rendah.  Suhu lingkungan yang dingin disertai daya tahan tubuh yang rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan ternak  tidak  optimal,  mudah  terkena  penyakit  bahkan  menyebabkan kematian.


Sebagai  pertimbangan  dalam  memilih  lokasi  peternakan,  wilayah  negara kita adalah beriklim tropis. Ternak lokal tidak mengalami masalah dengan keadaan iklim ini. Untuk ternak impor yang berasal dari negara sub tropis, perlu pemilihan lokasi yang sesuai. Contoh lain adalah sapi perah. Di negara
kita,  sapi  perah  umumnya  dipelihara  di  daerah  pegunungan. 

Daerah pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1000 meter dari atas permukaan laut    mempunyai  suhu  udara  lebih  rendah  dibandingkan  dengan  daerah dataran  rendah  seperti  pantai  dengan  ketinggian  0-500  meter  diatas permukaan laut. 

Kisaran  suhu  lingkungan  suatu  lokasi  dapat  diketahui  dengan mengukurnya  pada  saat  suhu  mencapai  minimum  dan  maksimum.  Suhu minimum  adalah  suhu  udara  pada  subuh  hari,  sekitar  pukul  4-5  pagi,
sedangkan suhu maksimum dapat diukur pada pukul 13-14 siang.  Uraian  berikut  adalah  beberapa  faktor  yang  dipertimbangkan  dalam memilih lokasi peternakan :

1)  Lokasi rumah tinggal peternak
  Rumah tempat tinggal peternak dan karyawan merupakan sentral atau pusat dari kegiatan dari suatu usaha peternakan. Rumah tempat tinggal ini  harus  berada  di  dekat  jalan  raya  dan  berada  di  lokasi  dimana  bau dan serangga tidak mengganggu kehidupan penghuninya.
2)  Suplai Air
  Lokasi peternakan yang dipilih harus mempunyai suplai air yang cukup banyak tersedia dan mudah didapatkan. Pada peternakan apa pun, baik unggas  maupun  ruminansia,  air  merupakan  faktor  yang  memegang peranan  penting.  Air  tidak  sekedar  untuk  minum  ternak.  Air  juga diperlukan untuk menjaga kebersihan kandang dan peralatan. Ini bukan berarti  lokasi  peternakan  harus  dekat  sungai  atau  kali  tetapi mempunyai suplai air yang cukup apakah itu dari dalam tanah maupun instalasi air minum yang ada.
3)  Topografi
Lokasi  peternakan  diusahakan  berada  pada  dataran  yang  lebih  tinggi dengan kemiringan  yang tidak terlalu besar dan tidak  mudah longsor. Lokasi  peternakan  yang  berada  di  daerah  yang  rendah  akan  mudah terkena  kemungkinan  banjir  dan  memerlukan  pembangunan  saluran drainase  untuk  mengalirkan  air  ke  tempat  lebih  rendah.  Lahan  yang  tingkat  kemiringan  tinggi  akan  menyebabkan  biaya  pembangunan semakin mahal.
4)  Bentuk dan ukuran daerah
Suatu  lokasi  peternakan  sebaiknya  berada  pada  satu  kesatuan,  tidak terpecah-pecah  dan  bentuknya  harus  memadai.  Karena  umumnya peternakan menggunakan tanah yang cenderung luas, maka kepadatan,
penduduk  di  lokasi  harus  dipertimbangkan.  Lokasi  yang  terpencar-pencar sangat sulit dalam menangani keamanan disamping kebutuhan akan transportasi menjadi mutlak.
5)  Lokasi ternak berjauhan dengan lokasi pemukiman
Walaupun kita telah berusaha supaya lingkungan ternak cukup bersih tetapi bau dan banyak serangga yang ditimbulkan oleh peternakan tetapi saja  tidak  dapat  dihilangkan  sama  sekali.  Oleh  karena  itu  sebaiknya
kandang  ditempatkan  setidaknya  25  meter  dari  batas  peternakan sehingga penyebaran bau dan serangga ke pemukiman dapat dicegah.
6)  Vegetasi
Lingkungan  sekeliling  peternakan  sebaiknya  tidak  terlalu  terbuka terhadap  angin  kencang.  Vegetasi  berupa  pepohonan  dapat  mencegah masuknya  angin  kencang  ke  dalam  kandang.  Namun  demikian,
pepohonan tersebut tersebut diusahakan tidak terlalu dekat ke kandang ataupun  terlalu  rindang  karena  dapat  menyebabkan  kandang  menjadi lembab dan cahaya matahari tidak dapat masuk
7)  Tersedianya jalan/transportasi kendaraan
Jalan  ke  lokasi  peternakan  sangat  diperlukan  untuk  sarana  lalu  lintas kendaraan  dalam  mengangkut  sarana  produksi  seperti  pakan  dan  peralatan atau pun untuk mengangkut hasil panen berupa ternak hidup,
telur atau susu. Tetapi lokasi peternakan sebaiknya tidak berada terlalu dekat dengan jalan raya dimana kegiatan lalu lintasnya sangat ramai.
8)  Prasarana lainnya
Jika memungkinkan maka lokasi peternakan  sebaiknya memilih lokasi yang telah tersedia sarana listrik dan sarana komunikasi.  

Fungsi Kandang Ternak

Terdapat  beragam  jenis  dan  bentuk  desain  kandang.  Semua  kandang tersebut  didirikan  oleh  peternak  untuk  kepentingan  peternak.  Apa  fungsi kandang bagi peternak? Adakah fungsi kandang bagi ternak yang mendiami kandang itu sendiri?
Bagi peternak, kandang beserta perlengkapannya mempunyai fungsi yang penting, yaitu:
1)  Memudahkan  pengawasan  kondisi  ternak  sehari-hari,  menyangkut masalah kesehatan, produksi dan reproduksi
2)  Memudahkan  pemberian  pakan  dan  air  minum  serta  perawatan kesehatan dan perawatan yang lain.
3)  Memudahkan pemanenan dan pemungutan hasil produksi
4)  Menghemat tenaga kerja
5)  Melindungi  ternak  dari  gangguan  predator  binatang  buas  ataupun pencuri.
6)  Memberi  dukungan  kenyamanan  pada  ternak  agar  ternak  dapat berproduksi dengan optimal sesuai potensi genetiknya 

Adanya kandang bagi ternak berfungsi sebagai:
1)  Tempat  berlindung  dari  terik  sinar  matahari,  panas,  hujan,  dan  angin serta cuaca buruk lainnya. Adanya kandang membuat ternak bisa hidup lebih nyaman, mempunyai efek yang sangat baik terhadap pertumbuhan dan produktifitas ternak
2)  Tempat berlindung dari gangguan binatang buas 

Sistem perkandangan Ternak

Apa  Yang  Dimaksud  Dengan  Kandang?  Apa  Yang  Dimaksud  Sistem Perkandangan? Mari Kita Perhatikan Gambar-Gambar Berikut dibawah Ini!
  
Kandang ternak domba

 Kandang  ternak  adalah  suatu  bangunan  tempat  tinggal  ternak  yang digunakan  sebagian  ataupun  sepanjang  hidupnya.  kandang  merupakan salah  satu  sarana  yang  penting  dalam  usaha  peternakan  karena  dapat mempermudah peternak dalam mengelola usahanya. penyediaan kandang yang  baik  dan  memenuhi  persyaratan  teknis,  kesehatan  serta  aspek ekonomi merupakan modal awal keberhasilan dalam peternakan. 

Tuntutan  efisiensi  dan  efektifitas  dalam  suatu  usaha,  termasuk  usaha peternakan, turut mempengaruhi bangunan kandang. Untuk meningkatkan kenyamanan  ternak  sekaligus  menambah  kemudahan  peternak  dalam pengelolaan,  kandang tidak hanya berupa bangunan saja. Pada peternakan yang  telah  maju  dengan  modal  yang  memadai,  bangunan  kandang  juga dilengkapi  dengan  sarana-sarana  penunjang  atau  kelengkapan  bangunan.

Kandang, seperti gudang pakan, kantor, mess karyawan, toilet dan lain-lain. Komplek  bangunan  kandang  beserta  bangunan-bangunan  pendukung kandang dinamakan sistem perkandangan. Sistem  perkandangan  ditata  secara  teratur  agar  pengelolaan  peternakan bekerja secara efektif dan efisien, antara lain untuk mewujudkan:
1)  Pencegahan penularan penyakit  dan kebakaran
2)  Peningkatan daya guna-kerja bangunan dan peralatan
3)  Optimasi lingkungan

Umumnya perkandangan ternak dibagi menjadi 4 wilayah kegiatan sebagai
berikut :
1)  Wilayah kegiatan I
Lingkungan  tempat  tinggal  peternak,  tempat  rekreasi,  taman  bunga, kebun sayur. Suasana di wilayah ini terhindar dari kebisingan, bau, debu dan kotoran.
2)  Wilayah kegiatan II
Wilayah  ini  disediakan  untuk  bangunan  kantor,  bengkel,  bangunan perlengkapan  mesin,  gudang  bahan  bakar  dan  bahan  kimia  serta penyimpanan hasil. Perkantoran terletak di depan, untuk memudahkan
komunikasi dan transportasi. Selain itu untuk membatasi agar pegawai dan tamu yang tidak berkaitan dengan peternakan tidak perlu melewati atau masuk ke wilayah kandang. 
3)  Wilayah kegiatan III
Lokasi bagi gudang, pakan dan pengolahan pakan, bersifat lebih bising
dan berdebu.
4)  Wilayah kegiatan IV
Disinilah ditempatkan kandang utama. Wilayah ini merupakan wilayah tempat ternak berproduksi.