Jumat, 13 Oktober 2017

Bagian-bagian kandang dan fungsinya

Bagian-bagian kandang dan fungsinya

1)  Pondasi

Pondasi  kandang  ternak  haruslah  cukup  padat  dan  kuat.  Pondasi berfungsi  menahan  beban  keseluruhan  bangunan  seperti  kerangka bangunan,  atap  bangunan  dan  dinding  kandang  serta  menahan
masuknya air hujan  kedalamnya. Pondasi dapat dibuat dari yang sangat sederhana sampai yang bersifat permanen, yaitu pondasi lubang untuk tiang  bambu  dan  atau  kayu,  pondasi  umpak,  serta  pondasi  pasangan batu  kali. 

Dan  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pembuatan  pondasi adalah lubang pondasi dibuat sedemikian rupa sampai mendapat dasar tanah yang keras dengan lebar tanah yang keras dengan lebar minimal 50 cm.
 
Mengingat beban yang harus ditahannya, bahan pembuat pondasi harus dipilih  yang  kuat  dan  tanah  lama.  Untuk  pondasi  tiang  kayu  harus dipilih  kayu  yang  tahan  air  dan  tahan  rayap.  Seperti  kayu  salam  atau  kayu  yang  telah  diawetkan. 

Demikian  juga  untuk  tiang  bambu  harus dipilih  bambu  yang  tua,  lurus  dan  dipanen  pada  masa  tidak  musim bubuk. Supaya tahan rayap serta tidak mudah lapuk karena air,  bagian bawah  kayu/  bambu  yang  dimasukkan  dalam  tanah  perlu  dibungkus dengan  plastik  atau  dililit  dengan  ijuk  atau  diolesi  dengan  bahan pengawet  seperti  ter,  residu,  oli  bekas  atau  bahan  lain. 

Kemudian lubang pondasi diurung dengan pasir/ tanah. Pondasi umpak dapat dibuat dari batu gunung/ batu kali dengan ukuran lebar  bawah  50  cm.  Cara  pemasangannya  umpak  menonjol  25-35  cm
diatas permukaan lantai.

2)  Lantai

a)   Persyaratan lantai kandang 
  • mempunyai permukaan yang rata sehingga ternak dapat berdiri atau  berbaring  istirahat  dengan  nyaman,  tidak  menyebabkansalah posisi 
  • tidak  licin,  agar  ternak  tidak  mudah  tergelincir  yangmenyebabkan cedera
  • Kuat, tetapi bahannya tidak terlalu keras dan tidak menyebabkankulit ternak terluka, lecet, memar atau kuku menjadi cepat aus.
  • Tidak lekas menjadi panas atau dingin, supaya ternak tidak lekas sakit akibat fluktuasi suhu sekitar tubuhnya
  • Tidak mudah ditembus air sehingga lantai dapat tetap kering
  • Mudah dibersihkan, 
  • Tahan lama
b)  Sistem lantai kandang
Ada  dua  jenis  lantai  kandang  yaitu  sistem  lantai  padat  dan  lantai bercelah.  Masing-masing  sistem  lantai  mempunyai  karakteristik  tersendiri,  yang  dapat  menjadi  bahan  pertimbangan  dalam pembuatan  kandang  ternak. 

Perbedaan  sistem  lantai  padat  dan lantai bercelah dapat dilihat pada tabel berikut:
 Karakteristik sistem lantai padat dan bercelah
 Karakteristik sistem lantai padat dan bercelah 



c)   Bahan lantai padat
Ada  berbagai  macam  bahan  lantai  yang  bisa  dipergunakan,  hal  ini bergantung kepada ketersediaan bahan setempat: 
  • Lantai masif, bahannya bisa berupa tanah liat yang dipadatkan, adukan semendan pasir, batu kali, bata, aspal atau kayu  
  • Lantai masif berjejabah bahannya adalah lantai masif ditambah lapisan karpet tebal darikaret,  lapisan  kayu,  atau  dilapisi  jejabah.  Jejabah  ialah  lapisantambahan lantai kandang dengan bahan yang mudah menyerapair tidak berdebu seperti jerami atau rumput kering. 
  • Lantai sistem litter Untuk  lantai  kandang  ayam  bahan  jejabah  bisa  digunakandiantaranya sebuk gergaji, kulit. gabah, bata merah bubuk, pasir dsb. Lantai demikian disebut litter. 

d)  Bahan Lantai Bercelah (berlubang)
Lantai  kandang  bercelah  ini  bertujuan  agar  kotoran  bisa  jatuh  ke kolong  kandang  sehingga  kandang  tetap  bersih  dan  konsentrasi amoniak sekitar lantai kandang berkurang. Bahan lantai bisa terbuat dari  bilahan  kayu,  bilahan  bambu,  ram  kawat  atau  pelat  besi  yang berlubang. Besar lubang perlu diperhitungkan sehingga kaki ternak tidak terperosok. Lebar celah pada umumnya 1,75 - 2 cm. 


3)  Dinding
Dinding  kandang  berfungsi  sebagai  pelindung  keberadaan  ternak  dari gangguan  luar  dan  penghalang  agar  ternak  tetap  berada  di  dalam kandang. Dengan  demikian dinding kandang harus terbuat  dari bahan
yang kuat sekaligus memberikan kondisi yang nyaman bagi lingkungan dalam  kandang.  Dinding  juga  berfungsi  sebagai  ventilasi  agar  terjadi pergantian udara dalam kandang dengan udara segar dari luar kandang
 
Pada  umumnya  kontruksi  dinding  kandang  di  daerah  panas  terutama untuk ternak lokal sebaiknya terbuka, kecuali pada waktu melahirkan, dan  anak  prasapih  serta  DOC  tidak  seluruh  kandang  terbuka.  Fungsi dinding adalah sebagai penahan angin, dan hujan dari samping, selain itu  berguna  sebagai  pemisah.  Bahan  dinding  untuk  ternak  besar  bisa terbuat  dari  palang-palang  kayu  atau  bambu,  atau  besi  sedangkan dinding  pemisah  dengan  bagian  lain  yang  tertutup  biasanya menggunakan dinding tembok.

Pada kandang ayam, baik broiler maupun petelur, dinding yang terbuka, terbuat dari anyaman kawat, biasa dilengkapi dengan tirai dari plastik atau goni untuk menghalangi angin angsung dan mempertahankan suhu
udara pada malam hari. Tirai ini sewaktu-waktu bisa diatur naik turun sehingga besarnya celah lubang angin di bagian at as bisa diatur. Ayam petelur  pada  umumnya  dipelihara  pada  kandang  batery  ditempatkan
dalam ruangan yang berdinding.

Dinding dapat dibuat dari bambu, kayu, bata merah atau batako. Bahan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dinding adalah antara lain:
a)  Kuat dan relatif tahan lama
b)  Mudah dicuci hamakan
c)  Dapat menjaga isi bangunan dari gangguan alam maupun hama
d)  Tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja maupun
ternak.

4)  Tipe Atap Kandang
Atap  sebagai  pembatas  kandang  bagian  atas  memegang  peranan  yang besar  sebagai  pelindung  terhadap  hujan,  terik  sinar  matahari  dan pengatur  panas  dalam  kandang.  Panas  dalam  kandang  sebagian  besar berasal  dari  atap  dan  bilang  juga  melalui  atap.  Oleh  karena  itu  bahan
dan konstruksi atap perlu mendapat perhatian. 

Peranan bahan atap terletak pada daya pantul, penghantaran panas, dan keawetannya.  Suatu  contoh  bahan  atap  seng,  mempunyai  daya  pantul yang  tinggi  namun  daya  hantar  panas  dan  radiasinya  sangat  besar sehingga  ruangan  kandang sangat panas pada waktu terik, dan dingin pada  waktu  malam.  Asbes  semen  yang  baru  mempunyai  daya  pantul dan  penghantar  panas  yang  baik  namun  mudah  berubah  setelah digunakan beberapa saat.

Bahan  atap  yang  termasuk  baik  adalah  genteng,  karena  tahan  lama, menghantar  panas  dan  radiasi  yang  kecil.  Bahan  genteng  sangat  baik menahan panas sehingga dapat mempertahankan suhu kandang relatif konstan,  aliran  udara  bisa  melalui  celah,  lagi  pula  kecil  kemungkinan dijadikan sarang tikus atau binatang lain.

Bahan sirap juga sangat baik, hanya harganya cukup mahal. Atap dari daun nipah, rumbia, alang-alang
sangat  baik  untuk  memelihara  suhu  dalam  kandang,  harganya  murah, namun tidak dapat tahan lama.
Bahan  atap  terdiri  dari  kerangka  atap  yang  dapat  dibuat  dari  glugu, kayu,  bambu  maupun  besi  dan  penutup. 

Atap  dapat  mempergunakan bahan  dari  rumbia,  genteng,  alang-alang,  seng,  alumunium,  asbes
maupun dari bahan plastik Atap  berfungsi  untuk  menaungi  kandang  agar  ternak  tidak  kehujanan
atau  kepanasan.  Dilihat  dari  bentuk  atap  dapat  dibedakan  dalam bermacam-macam tipe atap yaitu:
a)  Atap miring (shade roof)
b)  Atap kedua sisi miring (gable roof)
c)  Atap tipe setengah jongkok
d)  Atap semi monitor
e)  Atap monitor

Tipe atap
Tipe atap
Kemiringan  atap  tersebut  perlu  diperhatikan  karena  sangat mempengaruhi  kelancaran  aliran  air  dan  keawetan  penutup  atap.  Di daerah  panas  tipe  atap  monitor/  semi  monitor  dan  penutup  genteng
adalah sangat tepat. Hal ini karena harga relatif lebih murah dan awet, pertukaran udara lebih lancar dan daya refleksi (pemantulan) terhadap sinar matahari cukup lancar.

Kandang  sapi yang tipe atapnya berbentuk monitor dari
bahan asbes.
 Kandang  sapi yang mempunyai atap tipe A dengan dinding  berupa pipa – pipa besi
 Kandang  sapi yang mempunyai atap tipe A dengan dinding
berupa pipa – pipa besi
5)  Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk menggantikan udara kotor di dalam kandang. Hanya ventilasi yang baik yang bisa memberikan kemungkinan meningkatkan
taraf  kesehatan,      pertumbuhan,  dan  efisiensi  penggunaan  ransum.  Keuntungan  dari  ventilasi  yang  baik  antara  lain  mempermudah  udara kotor  (CO 2   dan  NH 3 )  keluar  dari  kandang  dan  diganti  dengan  udara segar  dari  luar  dan  mengurangi  suasana  panas  dan  pengap  dalam kandang.  

Ventilasi  yang  tidak  baik  menyebabkan  kadar  O 2   dalam  kandang berkurang, CO 2  uap air, NH 3  dan gas-gas lain hasil proses pembusukan menjadi  meningkat  menimbulkan  bau  yang  menyengat,  hal  ini
menyebabkan  ternak  sesak  nafas,  menurunnya  konsumsi  ransum, kekurangan darah, efisiensi ransum jelek, setelah itu pertumbuhan dan produksi menjadi turun.  Besar kecilnya ventilasi bisa dipengaruhi oleh
sistem atap, tinggi kandang atau pemasangan kipas secara khusus.

6)  Ukuran Kandang
Luas  kandang,  kandang  yang  baik  tentu  apabila  dapat  menyediakan ruangan  yang  sesuai  dengan  jumlah  ternak  yang  dipelihara.  Luas ruangan  yang  dibutuhkan  oleh  ternak  tergantung  dari  umur  ternak
dan sistem pemeliharaan Besar serta luas kandang, ditentukan oleh jenis dan umur ternak yang dipelihara. 

Sebagai  contoh  kandang  untuk  pedet  berbeda  luasnya dengan  kandang  untuk  sapi  induk  atau  pejantan.  Luas  kandang  untuk kambing lebih besar daripada untuk kelinci dan seterusnya. Jenis ternak
yang  lebih  aktif,  membutuhkan  luasan  yang  lebih  besar,  bila  diukur persatuan berat tubuh

Sebagai pedoman untuk beberapa jenis ternak ukuran kandang tersebut untuk :
a)  Sapi perah 1,4 x 1,8 meter I ekor
b)  Sapi  potong  dan  kerbau  :  2,60  (termasuk  tempat  ransum)  x  2,50 meter/ekor
c)  Kambing atau domba: 1 x 1,5 m I ekor
d)  Babi : induk : 2 x 3 meter I ekor, dara : 1 x 1 meter I ekor

Sebagai  pedoman  dalam  perhitungan  kebutuhan  luasan  kandang dengan kepadatan ayam ideal adalah:
a)  Umur 0-2 minggu 40-50  ekor/ m2
b)  Umur > 2-4 minggu 20-25  ekor/ m2
c)  Umur > 4 minggu 10-12  ekor/m2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar