Bagian-bagian kandang dan fungsinya
1) Pondasi
Pondasi kandang ternak haruslah cukup padat dan kuat. Pondasi berfungsi menahan beban keseluruhan bangunan seperti kerangka bangunan, atap bangunan dan dinding kandang serta menahanmasuknya air hujan kedalamnya. Pondasi dapat dibuat dari yang sangat sederhana sampai yang bersifat permanen, yaitu pondasi lubang untuk tiang bambu dan atau kayu, pondasi umpak, serta pondasi pasangan batu kali.
Dan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pondasi adalah lubang pondasi dibuat sedemikian rupa sampai mendapat dasar tanah yang keras dengan lebar tanah yang keras dengan lebar minimal 50 cm.
Mengingat beban yang harus ditahannya, bahan pembuat pondasi harus dipilih yang kuat dan tanah lama. Untuk pondasi tiang kayu harus dipilih kayu yang tahan air dan tahan rayap. Seperti kayu salam atau kayu yang telah diawetkan.
Demikian juga untuk tiang bambu harus dipilih bambu yang tua, lurus dan dipanen pada masa tidak musim bubuk. Supaya tahan rayap serta tidak mudah lapuk karena air, bagian bawah kayu/ bambu yang dimasukkan dalam tanah perlu dibungkus dengan plastik atau dililit dengan ijuk atau diolesi dengan bahan pengawet seperti ter, residu, oli bekas atau bahan lain.
Kemudian lubang pondasi diurung dengan pasir/ tanah. Pondasi umpak dapat dibuat dari batu gunung/ batu kali dengan ukuran lebar bawah 50 cm. Cara pemasangannya umpak menonjol 25-35 cm
diatas permukaan lantai.
2) Lantai
a) Persyaratan lantai kandang- mempunyai permukaan yang rata sehingga ternak dapat berdiri atau berbaring istirahat dengan nyaman, tidak menyebabkansalah posisi
- tidak licin, agar ternak tidak mudah tergelincir yangmenyebabkan cedera
- Kuat, tetapi bahannya tidak terlalu keras dan tidak menyebabkankulit ternak terluka, lecet, memar atau kuku menjadi cepat aus.
- Tidak lekas menjadi panas atau dingin, supaya ternak tidak lekas sakit akibat fluktuasi suhu sekitar tubuhnya
- Tidak mudah ditembus air sehingga lantai dapat tetap kering
- Mudah dibersihkan,
- Tahan lama
Ada dua jenis lantai kandang yaitu sistem lantai padat dan lantai bercelah. Masing-masing sistem lantai mempunyai karakteristik tersendiri, yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kandang ternak.
Perbedaan sistem lantai padat dan lantai bercelah dapat dilihat pada tabel berikut:
Karakteristik sistem lantai padat dan bercelah |
c) Bahan lantai padat
Ada berbagai macam bahan lantai yang bisa dipergunakan, hal ini bergantung kepada ketersediaan bahan setempat:
- Lantai masif, bahannya bisa berupa tanah liat yang dipadatkan, adukan semendan pasir, batu kali, bata, aspal atau kayu
- Lantai masif berjejabah bahannya adalah lantai masif ditambah lapisan karpet tebal darikaret, lapisan kayu, atau dilapisi jejabah. Jejabah ialah lapisantambahan lantai kandang dengan bahan yang mudah menyerapair tidak berdebu seperti jerami atau rumput kering.
- Lantai sistem litter Untuk lantai kandang ayam bahan jejabah bisa digunakandiantaranya sebuk gergaji, kulit. gabah, bata merah bubuk, pasir dsb. Lantai demikian disebut litter.
d) Bahan Lantai Bercelah (berlubang)
Lantai kandang bercelah ini bertujuan agar kotoran bisa jatuh ke kolong kandang sehingga kandang tetap bersih dan konsentrasi amoniak sekitar lantai kandang berkurang. Bahan lantai bisa terbuat dari bilahan kayu, bilahan bambu, ram kawat atau pelat besi yang berlubang. Besar lubang perlu diperhitungkan sehingga kaki ternak tidak terperosok. Lebar celah pada umumnya 1,75 - 2 cm.
3) Dinding
Dinding kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ternak dari gangguan luar dan penghalang agar ternak tetap berada di dalam kandang. Dengan demikian dinding kandang harus terbuat dari bahan
yang kuat sekaligus memberikan kondisi yang nyaman bagi lingkungan dalam kandang. Dinding juga berfungsi sebagai ventilasi agar terjadi pergantian udara dalam kandang dengan udara segar dari luar kandang
Pada umumnya kontruksi dinding kandang di daerah panas terutama untuk ternak lokal sebaiknya terbuka, kecuali pada waktu melahirkan, dan anak prasapih serta DOC tidak seluruh kandang terbuka. Fungsi dinding adalah sebagai penahan angin, dan hujan dari samping, selain itu berguna sebagai pemisah. Bahan dinding untuk ternak besar bisa terbuat dari palang-palang kayu atau bambu, atau besi sedangkan dinding pemisah dengan bagian lain yang tertutup biasanya menggunakan dinding tembok.
Pada kandang ayam, baik broiler maupun petelur, dinding yang terbuka, terbuat dari anyaman kawat, biasa dilengkapi dengan tirai dari plastik atau goni untuk menghalangi angin angsung dan mempertahankan suhu
udara pada malam hari. Tirai ini sewaktu-waktu bisa diatur naik turun sehingga besarnya celah lubang angin di bagian at as bisa diatur. Ayam petelur pada umumnya dipelihara pada kandang batery ditempatkan
dalam ruangan yang berdinding.
Dinding dapat dibuat dari bambu, kayu, bata merah atau batako. Bahan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dinding adalah antara lain:
a) Kuat dan relatif tahan lama
b) Mudah dicuci hamakan
c) Dapat menjaga isi bangunan dari gangguan alam maupun hama
d) Tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja maupun
ternak.
4) Tipe Atap Kandang
Atap sebagai pembatas kandang bagian atas memegang peranan yang besar sebagai pelindung terhadap hujan, terik sinar matahari dan pengatur panas dalam kandang. Panas dalam kandang sebagian besar berasal dari atap dan bilang juga melalui atap. Oleh karena itu bahan
dan konstruksi atap perlu mendapat perhatian.
Peranan bahan atap terletak pada daya pantul, penghantaran panas, dan keawetannya. Suatu contoh bahan atap seng, mempunyai daya pantul yang tinggi namun daya hantar panas dan radiasinya sangat besar sehingga ruangan kandang sangat panas pada waktu terik, dan dingin pada waktu malam. Asbes semen yang baru mempunyai daya pantul dan penghantar panas yang baik namun mudah berubah setelah digunakan beberapa saat.
Bahan atap yang termasuk baik adalah genteng, karena tahan lama, menghantar panas dan radiasi yang kecil. Bahan genteng sangat baik menahan panas sehingga dapat mempertahankan suhu kandang relatif konstan, aliran udara bisa melalui celah, lagi pula kecil kemungkinan dijadikan sarang tikus atau binatang lain.
Bahan sirap juga sangat baik, hanya harganya cukup mahal. Atap dari daun nipah, rumbia, alang-alang
sangat baik untuk memelihara suhu dalam kandang, harganya murah, namun tidak dapat tahan lama.
Bahan atap terdiri dari kerangka atap yang dapat dibuat dari glugu, kayu, bambu maupun besi dan penutup.
Atap dapat mempergunakan bahan dari rumbia, genteng, alang-alang, seng, alumunium, asbes
maupun dari bahan plastik Atap berfungsi untuk menaungi kandang agar ternak tidak kehujanan
atau kepanasan. Dilihat dari bentuk atap dapat dibedakan dalam bermacam-macam tipe atap yaitu:
a) Atap miring (shade roof)
b) Atap kedua sisi miring (gable roof)
c) Atap tipe setengah jongkok
d) Atap semi monitor
e) Atap monitor
Tipe atap |
adalah sangat tepat. Hal ini karena harga relatif lebih murah dan awet, pertukaran udara lebih lancar dan daya refleksi (pemantulan) terhadap sinar matahari cukup lancar.
Kandang sapi yang tipe atapnya berbentuk monitor dari bahan asbes. |
Kandang sapi yang mempunyai atap tipe A dengan dinding berupa pipa – pipa besi |
Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk menggantikan udara kotor di dalam kandang. Hanya ventilasi yang baik yang bisa memberikan kemungkinan meningkatkan
taraf kesehatan, pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan ransum. Keuntungan dari ventilasi yang baik antara lain mempermudah udara kotor (CO 2 dan NH 3 ) keluar dari kandang dan diganti dengan udara segar dari luar dan mengurangi suasana panas dan pengap dalam kandang.
Ventilasi yang tidak baik menyebabkan kadar O 2 dalam kandang berkurang, CO 2 uap air, NH 3 dan gas-gas lain hasil proses pembusukan menjadi meningkat menimbulkan bau yang menyengat, hal ini
menyebabkan ternak sesak nafas, menurunnya konsumsi ransum, kekurangan darah, efisiensi ransum jelek, setelah itu pertumbuhan dan produksi menjadi turun. Besar kecilnya ventilasi bisa dipengaruhi oleh
sistem atap, tinggi kandang atau pemasangan kipas secara khusus.
6) Ukuran Kandang
Luas kandang, kandang yang baik tentu apabila dapat menyediakan ruangan yang sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara. Luas ruangan yang dibutuhkan oleh ternak tergantung dari umur ternak
dan sistem pemeliharaan Besar serta luas kandang, ditentukan oleh jenis dan umur ternak yang dipelihara.
Sebagai contoh kandang untuk pedet berbeda luasnya dengan kandang untuk sapi induk atau pejantan. Luas kandang untuk kambing lebih besar daripada untuk kelinci dan seterusnya. Jenis ternak
yang lebih aktif, membutuhkan luasan yang lebih besar, bila diukur persatuan berat tubuh
Sebagai pedoman untuk beberapa jenis ternak ukuran kandang tersebut untuk :
a) Sapi perah 1,4 x 1,8 meter I ekor
b) Sapi potong dan kerbau : 2,60 (termasuk tempat ransum) x 2,50 meter/ekor
c) Kambing atau domba: 1 x 1,5 m I ekor
d) Babi : induk : 2 x 3 meter I ekor, dara : 1 x 1 meter I ekor
Sebagai pedoman dalam perhitungan kebutuhan luasan kandang dengan kepadatan ayam ideal adalah:
a) Umur 0-2 minggu 40-50 ekor/ m2
b) Umur > 2-4 minggu 20-25 ekor/ m2
c) Umur > 4 minggu 10-12 ekor/m2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar